TIGA PERIODE WAKTU PUASA RAMADHAN
28 Sunday May 2017
Posted Mardoto, Motivasi, pEndidikan, WNI, Yogyakarta
in≈ Comments Off on TIGA PERIODE WAKTU PUASA RAMADHAN
28 Sunday May 2017
Posted Mardoto, Motivasi, pEndidikan, WNI, Yogyakarta
in≈ Comments Off on TIGA PERIODE WAKTU PUASA RAMADHAN
08 Thursday Oct 2015
SURAT RESMI KELUARGA AKSEYNA
KEPADA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA
1. Permohonan pendampingan/bantuan/upaya hukum untuk kami/Keluarga Besar Akseyna Ahad Dori dalam mengawal kasus kematian anak/saudara kami tersebut.
2. Permohonan supaya UI membentuk Tim Investigasi Internal kasus kematian Akseyna Ahad Dori.
3. Melaporkan tindakan salah satu Dosen UI.
Saat ini kami dalam posisi menunggu respon/reaksi dari Pihak Universitas Indonesia terkait surat yang kami kirimkan. Kami berharap Pihak UI dapat memberikan tanggapan yang terbaik, demi kemanusiaan, keadilan dan kebenaran.
12 Wednesday Aug 2015
Posted indonesia, kEwarganegaraan, Mardoto, pEndidikan, Yogyakarta
inGERAKAN AYO KERJA
Merdeka! Merayakan Hari Kemerdekaan sungguh suatu kebahagiaan yang tiada tara bagi seluruh warganegara dimanapun berada. Kemerdekaan dari segala hal yang beraroma negatif dan tidak memartabatkan diri warganegara adalah impian setiap warganegara. Dan untuk itu negara dan pemerintahan wajib menghadirkan kemerdekaan sejati yang sangat diharapkan setiap warganegara tanpa membedakan latar belakang maupun komunitas. Rujukan terindah perwujudan kemerdekaan adalah ke konstitusi kita, terutama bagian Pembukaan. Sekarang apakah segalanya sudah sesuai dan mendekat ke substansi UUD 1945? Mari kita introspeksi diri kita masing-masing.
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
24 Wednesday Jun 2015
Posted aNak, hAm, indonesia, kEwarganegaraan, mAhasiswa, Mardoto, pEndidikan, Yogyakarta
inTags
Akseyna Ahad Dori, Hak Asasi Manusia, indonesia, mAhasiswa, Mardoto, pEndidikan, Psikologi, Universitas Indonesia
TERIMA KASIH
EMPATI ANDA MEMPERTEGAR KELUARGA AKSEYNA AHAD DORI
Sejak kami menerima ujian kehidupan yang tiada tara beratnya, berupa kematian anak kami Akseyna Ahad Dori (Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia), korban pembunuhan yang hingga kini belum terungkap siapa pelakunya, dan jasadnya diketemukan di Danau Kenanga Universitas Indonesia, Jakarta, alhamdulillah kami merasa tak mengalami kesedihan sendirian, beratus rasa duka, empati dan bahkan isak air mata dari saudara, kolega, sahabat, pemerhati, dan para simpatisan setia mengiringi dan menemani kami sebagai penghiburan dan penguatan ketegaran hati keluarga kami.
Aliran empati itu tersalurkan melalui pertemuan secara langsung dengan keluarga kami, maupun melewati ragam media, Blog pribadi, SMS, DM, WA, FB, Twitter, telepon langsung, serta media sosial lainnya, dan via surat tulisan tangan yang dikirim langsung ke alamat rumah kami. Sungguh rangkaian empati yang anda-anda kirimkan ini benar-benar merupakan obat penawar kedukaan keluarga kami. Kami merasa tak mengalami kedukaan sendiri, bahkan hingga kini saat kami berjuang mengejar kebenaran dan keadilan atas kematian anak kami.
Sebagai keluarga korban kami telah merasakan betapa beratnya mengalami masa bela sungkawa ini. Kami kehilangan harapan kehidupan yang indah terhadap anak yang kami cintai, dan bagi anak kami Akseyna Ahad Dori sudah pasti kehilangan kesempatan untuk bisa membaktikan jiwa raga dan kemampuannya kepada negara dan bangsa. Musibah ini kami fahami sebagai cara Allah SWT menguji keluarga kami. Insya Allah kami jalani dengan ikhlas.
Di tengah keluarga kami menyusuri suasana duka dan pengharapan munculnya kebenaran dan keadilan (semoga terungkap dan tertangkap pelakunya), kami senantiasa memiliki keyakinan bahwa Allah SWT selalu bersama kami, dan perwujudan keyakinan ini semakin kami rasakan, kala dalam kenyataannya selalu saja ada hamba-hamba Allah yang mendampingi perjalanan kami tanpa pamrih, mengulurkan kata-kata penguat jiwa, ikut mengawal kasus kematian anak kami, dan memberikan doa-doa secara tulus ikhlas. Saya memiliki keyakinan bahwa masih lebih banyak lagi rakyat Indonesia yang memiliki jiwa kepatuhan pada aturan hukum yang berlaku, beretika sosial dan kandungan empati yang tiada tara, dibandingkan dengan segelintir orang yang meski berpendidikan tinggi namun seringkali jiwa kemanusiaannya penuh keretakan.
Terima kasih saudara-saudara kami, Keluarga Akseyna Ahad Dori hanya bisa berdoa semoga atensi dan empati penuh ketulusan serta keikhlasan anda semua dalam mendampingi kedukaan kami dan men-support keluarga kami untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan mendapat balasan yang lebih dari Allah SWt. Salam.
22 Monday Jun 2015
Posted aNak, hAm, indonesia, INSPIRASI, kEwarganegaraan, mAhasiswa, Mardoto, pEndidikan
in≈ Comments Off on BUKA BERSAMA DAN BAYANG AKSEYNA AHAD DORI LIMA TAHUN LALU
Tags
Akseyna Ahad Dori, Hak Asasi Manusia, indonesia, Kehidupan, Mardoto, pEndidikan, SMPN 5, Universitas Indonesia
Hari Sabtu, 20 Juni 2015 …….
Saya mengantar anak kembar (adik-adiknya Akseyna Ahad Dori) untuk menghadiri acara Buka Bersama mereka dengan teman-temannya dari SMP Negeri 5 Yogyakarta dari kelas Akselerasi (program pendidikan SMP yang ditempuh hanya dalam waktu 2 tahun) lintas angkatan.
Saya mengantar anak saya yang kembar yang baru lulus tahun ini dari SMP Negeri 5 Yogyakarta. Kebetulan (dan alhamdulillah) keempat anak saya kesemuanya alumni SMP Negeri 5 Yogyakarta, dan kebetulan juga (dan alhamdulillah juga) keempatnya mengenyam pendidikan smp melalui kelas Akselerasi (sekarang sering disebut kelas Cerdas Istimewa).
Saat mengantar itulah, saya melihat wajah-wajah anak-anak potensial, punya talenta jempolan, setidaknya secara akademis. Meski saya juga tahu, sebenarnya mereka juga punya banyak talenta lainnya selain sisi akademis. Toh keseharian mereka saya kenali dan saya ketahui juga beraktivitas di bidang ekstra kurikuler seperti anak kelas reguler pada umumnya.
Pembinaan kebersamaan lintas angkatan antar mereka yang sesama dari kelas Akselerasi, salah satunya melalui acara Buka Bersama, saya pandang juga punya banyak sisi positif. Karena disitulah setidaknya ada ruang berbagi informasi dan sharing pengalaman antara senior dan yunior, termasuk dalam hal pandangan kehidupan masa depan.
Nha, saat memperhatikan mereka berkumpul dan bercengkerama, terbayanglah kisah lima tahun yang lalu. Yaa, Akseyna Ahad Dori, pernah juga mengikuti acara yang sejenis bersama teman-temannya sesama kelas Akselerasi. Seakan-akan wajahnya ada menghiasi acara tersebut. Memang ini hanya sebuah kenangan. Tapi terasa sekali kesan ini melintas.
Saya melihat jernih wajah-wajah anak-anak potensial, anak-anak cerdas istimewa, begitu cerianya menatap masa depan. Saya berfikir betapa sayangnya apabila sumber daya mahal ini yang begitu hebat luruh di tengah jalan, pupus ditelan kebiadaban, dan mati muda karena hal-hal yang tak diharapkan. Astaghfirullah. Betapa ruginya bangsa dan negara ini. Betapa nestapanya masa depan Indonesia apabila tidak sempat menuai karya dari sumber daya anak-anak manusia penuh talenta, yang sangat mungkin bisa memberi sumbangsih kemajuan pembangunan dalam beragam bidang. Kisah pupusnya harapan dan bakti Akseyna Ahad Dori bisa menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja, terutama stakeholder dunia pendidikan kita. Pembinaan yang tepat dan proses pendidikan yang sehat harus dikembangkan, termasuk dalam mengembangkan bakat-bakat potensial ini.
Waktu acara Buka Bersama usai dan mereka hendak meninggalkan tempat pertemuan, saya masih sempat memperhatikan mereka. Saya menerawang ke masa yang akan datang. Betapa berharganya SDM seperti mereka bagi perkembangan nasib bangsa dan negara ini pada masa depan. Betapa tidak, dalam usia yang relatif muda-muda, mereka tetap menikmati keceriaan kehidupan, seraya menjaga performa dengan telah memiliki rasa tanggungjawab berprestasi secara personal. Sayang sekali, kalau mereka pupus di tengah jalan, sebelum bakti prestasi mereka yang terpatri untuk nusa dan bangsa terwujudkan. Apalagi jika mengingat diantara anggota komunitas mereka yang saya kenal, tak begitu lama lagi akan ada yang meraih gelar doktor dalam usia sangat muda. Apalagi jika mengingat persaingan antar bangsa dan negara pada masa depan pasti bertumpu pada kekuatan kualitas SDM yang dimiliki tiap-tiap negara.