EMPATI ANDA MEMPERTEGAR KELUARGA AKSEYNA AHAD DORI

TERIMA KASIH
EMPATI ANDA MEMPERTEGAR KELUARGA AKSEYNA AHAD DORI

ace sepuluh

AKSEYNA AHAD DORI (ACE)
BIN MARDOTO
2 Juni 1996 – 26 Maret 2015

Sejak kami menerima ujian kehidupan yang tiada tara beratnya, berupa kematian anak kami Akseyna Ahad Dori (Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia), korban pembunuhan yang hingga kini belum terungkap siapa pelakunya,  dan jasadnya diketemukan di Danau Kenanga Universitas Indonesia, Jakarta, alhamdulillah kami merasa tak mengalami kesedihan sendirian, beratus rasa duka, empati dan bahkan isak air mata dari saudara, kolega, sahabat, pemerhati, dan para simpatisan setia mengiringi dan menemani kami sebagai penghiburan dan penguatan ketegaran hati keluarga kami.

Aliran empati itu tersalurkan melalui pertemuan secara langsung dengan keluarga kami, maupun melewati ragam media, Blog pribadi, SMS, DM, WA, FB, Twitter, telepon langsung, serta media sosial lainnya, dan via surat tulisan tangan yang dikirim langsung ke alamat rumah kami. Sungguh rangkaian empati yang anda-anda kirimkan ini benar-benar merupakan obat penawar kedukaan keluarga kami. Kami merasa tak mengalami kedukaan sendiri, bahkan hingga kini saat kami berjuang mengejar kebenaran dan keadilan atas kematian anak kami.

Keindahan empati: surat seorang ibu dari Kota Bogor

Sebagai keluarga korban kami telah merasakan betapa beratnya mengalami masa bela sungkawa ini. Kami kehilangan harapan kehidupan yang indah terhadap anak yang kami cintai, dan bagi anak kami Akseyna Ahad Dori sudah pasti kehilangan kesempatan untuk bisa membaktikan jiwa raga dan kemampuannya kepada negara dan bangsa. Musibah ini kami fahami sebagai cara Allah SWT menguji keluarga kami. Insya Allah kami jalani dengan ikhlas.

Di tengah keluarga kami menyusuri suasana duka dan pengharapan munculnya kebenaran dan keadilan (semoga terungkap dan tertangkap pelakunya), kami senantiasa memiliki keyakinan bahwa Allah SWT selalu bersama kami, dan perwujudan keyakinan ini semakin kami rasakan, kala dalam kenyataannya selalu saja ada hamba-hamba Allah yang mendampingi perjalanan kami tanpa pamrih, mengulurkan kata-kata penguat jiwa, ikut mengawal kasus kematian anak kami, dan memberikan doa-doa secara tulus ikhlas. Saya memiliki keyakinan bahwa masih lebih banyak lagi rakyat Indonesia yang memiliki jiwa kepatuhan pada aturan hukum yang berlaku, beretika sosial dan kandungan empati yang tiada tara, dibandingkan dengan segelintir orang yang meski berpendidikan tinggi namun seringkali jiwa kemanusiaannya penuh keretakan.

puisi simpatisan
Energi kehidupan: Puisi karya simpatisan Akseyna

Terima kasih saudara-saudara kami, Keluarga Akseyna Ahad Dori hanya bisa berdoa semoga atensi dan empati penuh ketulusan serta keikhlasan anda semua dalam mendampingi kedukaan kami dan men-support keluarga kami untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan mendapat balasan yang lebih dari Allah SWt. Salam.

 Jika anda memiliki informasi maupun analisis tentang segala hal yang terkait dengan kejadian pembunuhan Akseyna Ahad Dori, sudilah dikirimkan kepada Penyidik Polda Metro di
peduli.akseyna @gmail.com

3 Comments

  1. Marilah kita kawal kasus pembunuhan Akseyna.Siapapun yang bersalah harus dihukum.Kebenaran harus ditegakkan.

    Like

    1. Mardoto says:

      @Gigih Prakoso: Terima kasih atas atensinya. Salam.

      Like

  2. kemuning says:

    Assm Ww.

    Pak Mardoto, ijinkan saya mengingatkan, bahwa diantara hamba2Nya ada yang diberikan karomah oleh Allah, ijinkan saya menyarankan: Coba bertanya ke Kyai yang punya karomah, dengan izin Allah diberikan mata batin yang tajam..mungkin perkara seperti ini hal yang bisa terlihat jelas oleh matanya…Setau saya biasanya Kyai dari kalangan pesantren tua, kebanyakan dari NU…mungkin sekitar Jatim, Madura atau di Jabar masih ada Kyai yang hatinya bersih shg diberikan karomah oleh Allah. Pesan saya, jangan keliru malahan ke dukun.
    Yang kedua, ayo kita beramai-ramai menyewa detektif swasta, kalau memang kinerja polisi lamban..ayo dikoordinir saja, saya ikutan..saya pribadi tidak tenteram jika membayangkan ada pembunuh berkeliaran di sekitar Kampus UI..
    Pak Mardoto..You never walk alone..

    Like

Comments are closed.