Karakter harus dibangun. Jangan pernah diabaikan. Membangun karakter banyak cara dan pendekatan. Salah satunya belajar dari kata-kata bijak para pakar dan tokoh nasional maupun internasional. Fahami kata-katanya, resapkan dan telaah untuk diamalkan dalam dunia nyata. Ketika setiap personal sudah memahami tentang kekarakteran yang dibutuhkan bangsa ini, maka secara komunal tidaklah sulit kita menyatukan pikiran dan gerak langkah secara bersama-sama membangun pertahanan dan ketahanan bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa yang adil dan makmur.
“Tak ada negara hebat yang kekuatan bertumpu pada pedang semata ….. kekuatan yang abadi bukanlah pedang, tetapi roh, spirit, karakter: negara harus membangun tempat bagi roh itu untuk berkembang. Untuk itu pula perhatian harus diberikan kepada pembangunan sistem pendidikan yang paripurna”.- Kirkland, J.H. (1903). The Teacher and the State. Annuals of the American Academy of Political and Social Science, 22, 5-12.
“Tahun 2045, Republik Indonesia akan genap berusia seabad. Saat itu, kita akan menjadi bangsa yang sangat berbeda dari yang dulu didirikan moyang kita pada tahun 1945 silam, di tengah puing-puing Perang Dunia Kedua. Kalau cukup beruntung, generasi 2045 akan memiliki karakter yang tangguh. Tetapi tak semestinya kita mengandalkan keberuntungan. Kita mesti bersandar pada kerja keras”.– Yudhoyono, S.B. (2011). Indonesia In 2045 : A centennial journey of progress. Strategic Review :The Indonesian Journal of Leadership, Policy, and World Affairs, 1(1), 47-57.
“Terdapat sejumlah karakter utama yang membuat Indonesia dapat bertahan menghadapi gejolak yang krisis, yaitu: ketahanan, kesabaran, rasa patriotism-nasionalisme yang kuat, dan kemauan untuk berkorban atau kepedulian. Etos ketahanan dan kesabaran masyarakat Indonesia nyaris tanpa batas“.– Wanandi, J. (2002). Indonesia: A Failed State? The Washington Quarterly, 25(3), 135-146.
“…… nation building became crucial for maintaining the precarious stability of the new states”.– Alter, Peter, Nationalism, London: 1985.