CATATAN HARIAN #000.009 : WNI NOMOR 1

PRIHATIN

Kenapa sih masih ada orang beragama menyerang orang beragama atas nama agama. Apakah agama masing-masing mengajarkan untuk boleh melukai/membinasakan orang lain yang beragama juga? Bagaimana dengan status sesama manusia? Khan sama-sama punya Hak dan Kewajiban untuk menjaga kehidupan masing-masing secara baik dan benar.

Bagaimanakah kita seharusnya bisa merujuk ke konstitusi kita? Sadarlah saudara-saudaraku yang sekarang masih berfikiran pendek dan masih terjebak di jalan persimpangan, semoga kembali ke jalan yang benar dengan sebenar-benarnya, melangsungkan kehidupan tanpa melukai dan menyakiti orang/komunitas lain yang juga ingin menjalankan agamanya secara tenang, aman dan nyaman.

Ini negara Indonesia, NKRI, dasarnya Pancasila, bukan negara agama, tapi negara yang beragama. Wah, wah, ayo kita sadarkan bareng-bareng saudara-saudara kita, agar saling mencintai sesama umat beragama, hal ini khan lebih asyik.

Mestinya tak ada pertentangan antara Pancasila dan keberagamaan (termasuk Islam), itu semua nyambung, khan semuanya mengandung tata nilai yang sangat baik. Kalau ada yang menyebut negara agama (baca: negara Islam) sebagai causalisme, saya masih dan malah bingung, negara Islam yang mana di dunia ini yang jadi referensi, kalau pun ada negara Islam yang dirujuk, apakah disana membolehkan sesama kaum beragama (sesama manusia) saling menyakiti? Tak boleh juga khan. Jangan-jangan sebenarnya ini masalah keyakinan person-person yang kurang wawasan kemanusiaan, kurang wawasan kebangsaan, terus diterapkan secara ngawur bin nekad.

Sesungguhnya semua orang/komponen bangsa boleh saja bermimpi macam-macam sesukanya tentang negara bangsanya, namun kita semua khan diikat oleh konstitusi/hukum. Nha itulah yang harus diikuti terlebih dahulu. Mau konsep/ide sebaik apapun kalau dijalankan semaunya dengan menabrak kostitusi/hukum, meremehkan komunitas/komponen bangsa lainnya, serta tidak mau tahu sejarah bangsa negaranya pasti nggak akan bertemu kedamaian. Inilah yang harus dimunculkan, ruang kesadaran berbangsa dan bernegara, bukan hanya beragama saja.