Kalau ingin maju, siapapun harus berani kompetisi. Berani kompetisi, bukan sembarang kompetisi, namun kompetisi yang fair dan terbuka. Ajarilah generasi muda kita dengan cara berfikir yang baik seperti ini.
Jangan ajari dengan mogok berkompetisi dengan seribu alasan. Mau contoh? Lihatlah PSSI. Sekelompok klub sepakbola dengan figur tokoh-tokohnya pernah mencela LPI sebagai kompetisi ilegal, haram, dan hanya hiburan, karena legalitas pertandingan kompetisinya tidak di bawah PSSI. Mereka berfikir, LSI saja yang sah, patut diacu sebagai kompetisi legal, benar dan baik. Namun setelah nakhoda PSSI berubah, kompetisi sepakbola yang legal di bawahnya bernama LPI, sekarang mereka bertindak seperti yang dicelanya dulu, bercuap-cuap ketidaklegalan sebuah kompetisi, eh malah menempuh jalan sesat, dengan (mau) membuat kompetisi sendiri bernama LSI, di luar legalitas PSSI. Ini aneh, dulu yang ilegal dicerca, sekarang malah menjalaninya sendiri. Tidak konsisten. Apapun alasannya, perilaku begini perlu dicermati sebagai karakter yang jelas-jelas tidak sportif.
Kalau mau bicara sepakbola sebagai aset pemersatu dan media pembanggaan bangsa, harusnya ikut saja kompetisi. Persiapkan tim dengan baik. Meski ada sisi materialisme (saham) yang harus diselesaikan antar klub dan pengurus organisasi, ya selesaikan lewat keorganisasian, kompetisinya jangan diganggu, karena jantung prestasi itu harus lewat kompetisi supaya diperoleh hasil maksimum. Jangan biarkan harapan rakyat dan bangsa ingin bangga lewat olahraga sepakbola ditelantarkan.
Apakah ada rasa takut berkompetisi? Takut gagal? Takut tidak jadi juara? Ah, usaha dulu dong. Olahraga kita sudah remuk, jangan diremuk lagi. Timnas saja seperti itu. Bukankah itu juga efek gonjang-ganjing organisasi dan kacaunya kompetisi kita? Ayo, berani kompetisi, itu lebih baik. Singkirkan faham materialisme yang merasuk di dunia olahraga kita dengan ganas ini. Juga hilangkanlah sikut-sikutan penunjukan pemain, pelatih atau punggawa suatu tim, demi merah putih. Competition is the best!
LINK & KOMERSIAL 